Virtual Technopark  - Kelompok peretas (hacker) Brain Cipher diyakini bertanggung jawab atas serangan ransomware ke server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) di Surabaya pada 20 Juni lalu. Hacker Brain Cipher merinci setidaknya tiga alasan atau motif utama mereka menyerang PDNS 2 Surabaya. Pertama, serangan ransomware ini sebagai Pentest (Penetration Testing) alias uji keamanan semata, tidak ada motif politik. Penetretion testing ini merupakan istilah yang merujuk kepada proses menguji keamanan sistem jaringan komputer dengan melakukan simulasi serangan siber. Tujuannya adalah untuk mencari kelemahan-kelemahan dalam sistem dan mencegah kemungkinan peretasan. Alasan kedua, hacker Brain Cipher ingin pemerintah Indonesia sadar bahwa Indonesia perlu meningkatkan keamanan siber mereka, terutama merekrut SDM keamanan siber yang kompeten. Ketiga, hacker Brain Cipher ingin pemerintah Indonesia juga sadar bahwa data center (pusat data) merupakan industri berteknologi tinggi yang membutuhkan investasi besar.

Ketiga alasan ini diungkap lewat dua pernyataan terbuka mereka sebuah dark web bernama ransomware live, kemudian di-screenshot dan diunggah oleh akun X (dulu Twitter) @stealhtmole_int.





Dengan adanya serangan ransomware ini, tak heran jika masyarakat mempertanyakan bagaimana sebenarnya kondisi infrastruktur dan besaran investasi Pusat Data Nasional Sementara di Indonesia ini?

Kondisi pusat data nasional di Indonesia